Mengapa tips membeli mobil bekas listrik penting?
Jika Anda mencari tips membeli mobil bekas listrik, fokus utama harus pada kondisi baterai dan sistem kelistrikan. Selain itu, jangan lupakan dokumen legal dan riwayat servis. Karena mobil listrik mengandalkan baterai besar, keputusan pembelian harus lebih teliti daripada mobil konvensional. Dengan begitu, Anda mengurangi risiko pengeluaran besar di kemudian hari.
1. Periksa riwayat servis & kesehatan baterai (SOH)
Langkah pertama saat membeli mobil bekas listrik adalah meminta laporan State of Health (SOH) baterai. SOH menunjukkan persentase kapasitas baterai dibanding kondisi baru. Jika SOH ≥ 80%, kondisi baterai masih layak untuk pemakaian sehari-hari. Sebaliknya, jika tidak ada data SOH, sebaiknya Anda menunda transaksi hingga bengkel resmi atau spesialis memberikan laporan lengkap.
Selain itu, mintalah riwayat servis resmi. Dengan bukti servis tertulis, Anda bisa menilai apakah pemilik sebelumnya merawat baterai dengan benar.
2. Cek garansi baterai (bila masih berlaku)
Selanjutnya, tanyakan apakah baterai masih mendapat garansi pabrikan. Banyak merek memberi garansi baterai 8 tahun atau sekian kilometer. Karena itu, pastikan Anda mendapatkan dokumen garansi lengkap dengan syarat dan ketentuannya. Garansi yang masih berlaku bisa menghemat biaya besar jika nanti terjadi penurunan signifikan pada baterai.
3. Inspeksi sistem pengisian daya dan port charging
Setelah itu, periksa port charging (AC dan DC). Carilah tanda korosi, pin bengkok, atau baut yang longgar. Kemudian, mintalah demonstrasi pengisian menggunakan charger rumah (AC). Jika memungkinkan, uji juga fast charging untuk melihat apakah mobil menerima input normal tanpa error. Perlu diingat bahwa penggunaan fast charging berlebih dapat mempercepat degradasi — jadi tanyakan kebiasaan pengisian pemilik lama.
4. Cek komponen kelistrikan tegangan tinggi dan unit kontrol
Sistem tegangan tinggi (kabel oranye, inverter, unit kontrol) berfungsi sebagai jantung kendaraan listrik. Pastikan tidak ada lampu peringatan terkait baterai atau drivetrain di dashboard. Selain itu, dengarkan suara di bawah bodi saat berkendara; suara decitan atau gesekan dapat menandakan masalah serius.
Kalau bisa, bawa teknisi spesialis EV untuk mengecek kabel tegangan tinggi, kondisi penyambungan, dan integritas sistem pendingin baterai—karena pendinginan memengaruhi performa jangka panjang baterai.
5. Perhatikan jarak tempuh aktual dan kondisi ban
Bandingkan estimasi jarak tempuh di dashboard dengan klaim pabrikan. Jika jarak tempuh jauh lebih rendah dari klaim, kemungkinan SOH menurun. Selain itu, periksa kondisi ban. Mobil listrik membawa bobot lebih karena baterai; oleh karena itu ban harus sesuai spesifikasi (low rolling resistance atau ban khusus EV). Perhatikan juga kondisi suspensi dan bearing roda karena beban ekstra memengaruhi komponen ini.
6. Verifikasi dokumen legalitas dan riwayat kendaraan
Pastikan STNK, BPKB, dan faktur pembelian asli cocok dengan nomor rangka dan mesin (jika ada). Selanjutnya, cek riwayat kecelakaan dan banjir. Mobil listrik yang pernah terendam air memiliki risiko kelistrikan tinggi. Jika Anda membeli dari showroom, minta laporan riwayat servis lengkap serta hasil inspeksi pra-jual.
7. Cari tahu riwayat penggunaan kendaraan secara menyeluruh
Ketahui pola penggunaan: apakah mobil dipakai jarak jauh setiap hari, atau hanya untuk kota? Apakah pemilik sering melakukan fast charging? Semua ini memengaruhi kondisi baterai. Pastikan pemilik rutin melakukan servis berkala dan memakai charger yang direkomendasikan pabrikan.
8. Test drive untuk menilai performa dan kenyamanan
Lakukan test drive komplet: percepatan, pengereman regeneratif, respons pedal, dan kenyamanan suspensi. Perhatikan juga apakah ada getaran tak wajar atau bunyi aneh. Cek indikator di dashboard; mobil listrik sehat tidak menunjukkan error pada sistem utamanya.
9. Evaluasi biaya perawatan dan ketersediaan suku cadang
Walaupun biaya servis EV cenderung lebih rendah (lebih sedikit komponen bergerak), beberapa komponen seperti inverter, motor, atau modul baterai tetap mahal. Periksa ketersediaan suku cadang lokal dan keberadaan bengkel resmi. Untuk merek baru di Indonesia, konfirmasi dulu apakah suku cadang mudah didapatkan atau harus impor.
10. Bandingkan harga pasar sebelum membeli
Terakhir, riset harga pasar: bandingkan unit serupa berdasarkan tahun, tipe, SOH, dan jarak tempuh. Gunakan platform jual-beli terpercaya untuk pembanding. Dengan data pasar, Anda bisa nego lebih kuat dan menghindari overpay.
Checklist cepat sebelum tandatangan
-
Laporan SOH dan riwayat servis ✅
-
Dokumen garansi baterai tertulis ✅
-
Uji charging AC (dan jika perlu DC) ✅
-
Pengecekan kelistrikan tegangan tinggi oleh teknisi ✅
-
Verifikasi seluruh dokumen legal ✅
-
Test drive dan cek indikator dashboard ✅
-
Komparasi harga pasar ✅
Ringkasan & rekomendasi akhir
Membeli mobil bekas listrik membutuhkan kehati-hatian ekstra. Selain cek fisik biasa, Anda harus fokus pada kesehatan baterai, sistem pengisian, dan kelistrikan tegangan tinggi. Selanjutnya, jangan lupa verifikasi dokumen dan riwayat pemakaian. Jika memungkinkan, selalu ajak teknisi EV saat inspeksi akhir. Dengan langkah-langkah di atas, peluang Anda mendapatkan mobil bekas listrik yang aman, hemat, dan bebas tipuan akan jauh lebih tinggi.
Untuk referensi lebih lanjut tentang mobil listrik dan review model bekas yang direkomendasikan, baca juga artikel lainnya di alber.id dan jangan lupa cek pembaruan di Pituluik untuk informasi terbaru seputar otomotif dan panduan membeli kendaraan.

Penggiat literasi digital, WordPress dan Blogger
website: alber.id , andesko.com , upbussines.com , pituluik.com






