Petualangan ke Curug Dengdeng & Telaga Warna: Eksplorasi Alam Cianjur dan Puncak
Bagi pecinta wisata alam, air terjun dan telaga selalu menjadi destinasi yang menawarkan ketenangan sekaligus tantangan. Kali ini, perjalanan membawa kami menjelajahi dua surga tersembunyi di Jawa Barat: Curug Dengdeng di Cipanas, Cianjur, dan Telaga Warna di kawasan Puncak, Bogor. Perjalanan ini bukan hanya soal pemandangan, tetapi juga tentang menikmati suasana pedesaan, hutan alami, serta pengalaman trekking yang memacu adrenalin.
Menuju Curug Dengdeng: Menyusuri Keindahan Alam Cipanas
Petualangan dimulai dari Bogor, ketika saya dan seorang rekan, Revan, mengendarai motor menyusuri jalur Puncak. Kami berangkat pukul 7 pagi, menikmati udara sejuk dan lalu lintas yang tidak begitu padat, mungkin karena masih dalam suasana bulan Ramadan. Seperti biasa, perjalanan melalui Puncak dihiasi dengan pemandangan kebun teh yang hijau dan udara pegunungan yang menyegarkan.
Setelah melewati kawasan Puncak Pass dan memasuki wilayah Cipanas, cuaca yang semula cerah mulai berubah mendung. Di sinilah tantangan dimulai. Kami berhenti di sekitar Istana Cipanas, yang menjadi patokan penting untuk menuju Desa Sukatani, lokasi Curug Dengdeng berada.
Jalan Menuju Desa Sukatani: Penuh Ladang dan Udara Segar
Dari sisi pagar Istana, kami mengikuti jalan menanjak yang mengarah ke pedesaan. Pemandangan di sepanjang jalan begitu memikat: ladang-ladang sayur seperti wortel, kailan, lobak, dan sawi berjajar rapi. Tak heran, wilayah Cipanas menjadi salah satu lumbung sayur bagi kawasan Jabodetabek.
Setelah menempuh sekitar 6 kilometer, kami tiba di sebuah gang sempit yang menjadi jalan masuk ke Curug Dengdeng. Motor diparkir di warung terdekat, dan tidak ada tiket masuk resmi—hanya parkir seikhlasnya. Dari titik ini, trekking dimulai.
Trekking Menuju Curug Dengdeng: Tantangan dan Pemandangan yang Menakjubkan
Jalur menuju air terjun masih alami, membelah ladang-ladang sayur milik warga. Sepanjang perjalanan, kami melewati petani yang sedang bekerja, sambil disuguhi latar Gunung Gede Pangrango yang terselubung awan. Jalur mulai menurun drastis saat kami memasuki area perbukitan menuju lembah tempat curug berada.
Tanah setapak di sini cukup rawan longsor, karena beberapa bagian lereng telah diubah menjadi lahan pertanian. Meski demikian, bagian dasar lembah masih menyisakan vegetasi hutan yang cukup lebat. Kami harus berhati-hati melewati beberapa titik longsoran dan melintasi aliran sungai kecil yang airnya sangat dingin.
Dan akhirnya, tampaklah Curug Dengdeng dari kejauhan—tinggi, kokoh, dan dikelilingi tebing curam yang ditumbuhi tanaman rambat. Debit airnya tidak terlalu besar, tapi curahan dari ketinggian sekitar 80–100 meter menjadikannya spektakuler.
Keindahan Curug Dengdeng: Pesona yang Tersembunyi
Curug Dengdeng terdiri dari beberapa tingkatan air terjun, dengan yang utama menjulang tinggi seperti tirai alami. Karena ketinggiannya, area di sekitar curug selalu basah karena tampias air yang menyebar luas. Bagi fotografer, ini bisa menjadi tantangan tersendiri karena kamera harus dilindungi dari percikan.
Bagi yang ingin mendekat ke air terjun, bisa menelusuri jalur ke arah kiri, di mana terdapat pijakan cukup rata untuk mengambil foto. Meski harus rela berbasah-basahan, namun hasil foto dan pengalaman yang didapat tentu sepadan.
Sayangnya, belum ada pengelolaan resmi di lokasi ini. Beberapa sampah sisa pengunjung masih terlihat di beberapa titik. Diharapkan, kesadaran wisatawan dan masyarakat sekitar dapat menjaga kelestarian tempat ini agar tetap alami dan indah.
Telaga Warna Puncak: Pesona Alam dan Satwa Liar
Dalam perjalanan pulang, kami memutuskan mampir ke Telaga Warna, salah satu destinasi terkenal di kawasan Puncak. Letaknya tidak jauh dari jalan utama, dengan papan petunjuk yang mudah ditemukan. Tiket masuk dikenakan sebesar Rp25.000 per orang.
Memasuki area Telaga Warna, suasana langsung terasa berbeda. Hutan lebat mengelilingi telaga kecil ini, menciptakan atmosfer yang sunyi dan damai—kontras dengan hiruk-pikuk Puncak yang padat. Di sepanjang jalur, kami disambut oleh puluhan monyet jinak yang sudah terbiasa dengan kehadiran manusia. Beberapa di antaranya bahkan cukup agresif, membuka tas pengunjung atau meraih makanan.
Di area ini terdapat cottage dan tempat makan yang sayangnya tutup karena bulan puasa. Kami pun hanya berjalan-jalan santai, mengambil foto, dan menikmati suasana alam. Telaga ini memang tidak luas, tapi keindahannya yang alami memberikan pengalaman yang menenangkan.
Tips Berwisata ke Curug Dengdeng dan Telaga Warna
Agar perjalanan Anda aman dan menyenangkan, berikut beberapa tips:
Gunakan kendaraan pribadi, karena akses menuju Curug Dengdeng masih terbatas transportasi umum.
Gunakan alas kaki anti selip, terutama saat trekking menuju curug.
Siapkan jas hujan atau pelindung kamera, karena tampias air di Curug Dengdeng cukup kuat.
Bawa air minum dan snack ringan, karena belum ada fasilitas wisata resmi di Curug Dengdeng.
Jaga kebersihan dan etika, terutama saat berada di area alami yang belum terkelola.
Penutup: Jelajahi Alam, Jaga Alam
Petualangan singkat ke Curug Dengdeng dan Telaga Warna memperlihatkan betapa kaya dan beragamnya alam Jawa Barat. Dari air terjun tersembunyi di balik ladang sayur hingga telaga alami yang tenang di kaki gunung—semuanya menyimpan keunikan tersendiri.
Untuk kamu yang ingin mengeksplorasi lebih banyak destinasi wisata alam seperti ini, jangan lupa kunjungi Alber.id. Kami hadir untuk menemani langkahmu menjelajah Nusantara dengan cerita, tips, dan panduan terpercaya.