Membangun Nilai Kejujuran dalam Bisnis
Ulama terkemuka abad ini, syaikh Al Qaradhawi mengatakan, diantara nilai transaksi yang terpenting dalam bisnis adalah Al- amanah ( kejujuran ). Ia merupakan puncak moralitas iman dan karakteristik yang paling menonjol dari orang yang beriman. Bahkan, kejujuran merupakan karakteristik para nabi. Tanpa kejujuran, kehidupan agama tidak akan berdiri tegak dan kehidupan dunia tidak akan berjalan dengan baik. Sebaiknya, kebohongan adalah pangkal kemunafikan dan cirri orang munafik. Cacat perdagangan di dunia kita dan yang paling banyak memperburuk cita perdagangan adalah kebohongan, manipulasi,dan mencampuradukan kebenaran dengan kebatilan, baik dalam menerangkan spesigikasi barang dagang memberitahukan harga beli atau harga jual, banyaknya pemesanan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, sifat terpenting bagi pembisnis yang diridhoi aullah adalah kejujuran. Dalam sebuah hadis dikatakan : “ pedagang yang jujur dan dapat dipercaya (penuh amanah ) adalah bersama para nabi, orang orang membenarkan risalah nabi (syahiddiqin) dan para syuhada orang yang mati syahid). (“ HR Al – Tirmidzi).
Kejujuran ini merupakan factor penyebab keberkahan bagi pedagang dan pembeli, sebagaimana tersebut dalam sebuah hadis sahih, “ penjual dan pembeli mempunyai hak untuk menentukan pilihan selama belum masih berpisah. jika keduanya berlaku jujur dan menjelaskan yang sebenarnya, diberkatilah transaksi mereka. Namun, jika keduanya saling menyembunyikan kebenaran dan berdusta, keduanya bias jadi mendapatkan keuntungan tetapi melenyapkan keberkahan transaksinya “( HR Muttafaq’Alaih dan Hakim ibn Hizam ).
Kedustaan yang paling tercela adalah jika diiringi dengan sumpah kepada Allah Ta’ala. Inilah sumpah bohong, sumpah jahat, atau sumpah al – ghamus ( pejerumusan) yang menjemuskan pelakunya kedalam dosa di bdunia neraka di akhirat.syariah membenci banyaknya bersumpah dalam berdagang meskipun ia jujur, karena didalam sumpah ada unsure pelecehan nama allah. Orang yang banyak melakuakanya dikhawatirkan akan terjerumus dalam kebohongan. Apalagi jika sumpah tersebut memeng bohong. Rasullulah bersabda, “ empat golongan yang dibenci oleh allah : penjual yang banyak bersumpah, orang miskin yang sombong, orang tua yang berzina, dan pemimpin yang durjanah” ( HR Al- Nasa’I dan ibn Hibban)
Al – quran memerintahkan pada manusia untuk jujur, tulus, ikhlas, dan benar dalam semua perjalanan hidupnya, dan ini sangat dituntut dalam bidang bisnis syariah. Jika penipuan dan tipu daya dikutuk dan dilarang, maka kejujuran tidak hanya diperintahkan, tetapi dinyatakan sebagai keharusan yang mutlak.
Sikap kejujuran akan terlihat dalam kemempuan dan menjalankan amanah – amanah dalam sikap kepercayaan yang diberikan kepadanya. Firman Allah SWT.
Membangun Bisnis Dengan Nilai – Nilai Syariah
“ Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul ( Muhamad ) dan janganlah kamu menghianati amanat – amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui( QS Al- Anfal [8] : 27 ).
Oleh karena itu, prinsip amanah yang menjujung tinggi kejujuran tersebut harus disertai dengan profesionalisme. Profesionalisme adalah bagian yang penting dari prinsip amanah dan muamalah.Al-Quran mengajarkan dalam suatu kisah yang sangat menarik, ketika putri Nabi syu’aib memohon kepada ayahhandanya agar berkenaan memperkerjakan Sayyidina Musa a.s., sebagai sosok pemuda yang qawi ( kuat / professional ).
Firman Allah Swt , “ wahai ayahandaku, ambilah dia sebagai orang yang bekerja ( pada usaha kita ), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja ( pada kita ) ialah orang yang paling kuat (professional ) lagi terpercaya ( amanah )” ( QS Al- Qashash [ 28]:26 )
Disinilah mengapa al manah menjadi salah satu prinsip penting dalam bermuamalah .kejujuran dan profesionalisme – termasuk penempatan seseorang sesuai dengan keahlian dan kemampuanya- merupakan bagian dari prinsip al –amanah dalam bisnis yang islami. Betapa banyak pemimpin dalam suatu perusahaan yang ditempatkan bukan karena kemampuan dan keahlianya, tetapi hanya disadari oleh pertemaman, kekeluargaan, golongan atau mungkin lobi- lobinya yang disertai dengan risywah ( sogokan ). Padahal Allah Swt. Berfirman, sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk memberikan wewenang (amanah ) kepada ahlinya …..” ( QS Al- Nisa [4]:58 ).
Demikian juga dalam hadis Nabi Muhamad Saw “apabila urusan ( manajemen )diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuranya” ( HR Bukhari ).
Rasullulah Saw, para sahabatnya, dan para ta’bin yang mengikuti sahabat – sahabat Nabi Muhamad dengan baik itu benar – benar telah melaksanakan nilai – nilai yang mulia ini dalam kepemimpinan dan tanggung jawab. Mereka tempatkan setiap orang pada fungsinya yang cocok. Kita dapati Rasul yang mulia itu pernah memilih Mu’adz ibn Jabal menjadi gubernur Yaman , karena ketajaman akal dan kebaikan akhlaknya. Rasul memilih umar mengatur sedekah karena adil dan tegasnya memilih Khalid memilih tentara karena kemahiran dibidang militer, memilih Bilal menjaga baitul Mal karena kepandaianya mengurus, dan memilih Anis untuk melaksanakan hukuman karena kemampuan dan kekuatanya. Dan Rasul pernah menolak Abu Dzar dan dua orang Asy’ari karena mereka lemah.
Abu Bakar pun meneruskan jejak Rasululah. Ia mengangkat Zaid ibn Tsabit memimpin pengumpulan Al- Quran karena ilmunya. Abu bakar pernah menolak orang yang memintah pekerjaan kepadanya karena ia tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, tidak heran jika prinsip al – amanah ini menjadi sangat penting perananya dalam hidup bermasyarakat dan bermuamalah. Allah Swt menempatkan orang orang yang melakukan bisnis yang disertai sikap amanah dan jujur dalam derajat yang demikian tinggi.
Nabi Muhamad. Saw bersabda, “ pedagang yang terpercaya, jujur, dan muslim ditempatkan bersama para syahid di hari kiamat “ ( HR Al – Bukhari ).
Pada hadis lain Rasululah bersabda,” sesungguhnya para pelaku bisnis akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai orang – orang yang jahat, kecuali orang – orang yang bertakwa kepada Allah, berbuat kebajikan,dan jujur ( HR Ibn Majah )
Editor: Alber