Stunting Pada Anak, Faktor Resiko dan Pencegahannnya.
Indonesia mempunyai masalah gizi yang cukup berat yang ditandai dengan banyaknya kasus gizi kurang pada anak balita, usia masuk sekolah baik pada anak laki-laki dan perempuan. Hal ini menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan.
Stunting adalah satu keadaan malnutrusi yang berhubungan dengan ketidakcukupan gizi masalalu sehingga termaksuk dalam masalah gizi yang bersifat kronis.
stunting diukur sebagai status gizi dengan memperhatikan tinggi atau panjang badan, umur, dan jenis kelamin balita yang tidak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai tahap usia perkembangannya.
Stunting atau perawakan pendek (shortness), suatu keadaan tinggi badan (TB) seseorang yang tidak sesuai dengan umur, yang penentuannya dilakukan dengan menghitung skor Z-Indeks Tinggi Badan menurut Umur ( TB/U).
Beberapa Faktor yang menjadi penyebab stunting pada anak.
1. Praktek Pengasuhan yang Kurang Gizi yang Kurang Baik.
Kurangnya pengetahuan orang tua khususnya ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta ibu melahirkan. Beberapa fakta dan informasi yang ada menunjukkan bahwa 60 % dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan air susu ibu (ASI) dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).
2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care. (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan)
3. Masih kurangnya akses rumah tangga/ keluarga kemakanan bergizi. Penyebabnya karena harga makanan bergizi di Indonesia tergolong mahal.
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sentansi. Data yang diperoleh dilapangan menunjukkan bahwa 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) di ruang terbuka, serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses air bersih.
Pecegahan Stunting Pada Anak dapat dilakukan Dengan Cara :
1. Pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil. Ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi, sumplementasi zat gizi ( tablet zat besi atau Fe), dan terpantau.
2. Asi ekslusif sampai umur 6 bulan dan setelah 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
4. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.
Ayo ayah dan ibu cegah resiko stunting pada anak yang mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan anak dimasa depan dengan memperhatikan faktor resiko dan pencegahannya sejak dini !!