Jelajah Malang-Lumajang: Clungup Mangrove Conservation (CMC) Bagian 2-Pantai Watu Pecah, Pantai Tiga Warna dan Pulau Sempu

Pantai Watu Pecah Dari Pantai Mini selanjutnya melewati semak belukar, dan tidak beberapa jauh kemudian kami sampai di Pantai Watu Pecah (Pantai Batu Pecah). Meskipun pantai ini bagus, berpasir putih dan lagi-lagi dengan ombak lumayan …

Pantai Watu Pecah
Dari Pantai Mini selanjutnya melewati semak belukar, dan tidak beberapa jauh kemudian kami sampai di Pantai Watu Pecah (Pantai Batu Pecah). Meskipun pantai ini bagus, berpasir putih dan lagi-lagi dengan ombak lumayan tenang, tidak terlihat pengunjung di sini sebagaimana  Pantai Sapana dan Pantai Mini. Mungkin karena umumnya pengunjung mengambil jalan pintas dari Pantai Gatra langsung menuju Pantai Tiga Warna tanpa menyisiri 3 pantai-pantai ini.

 Sewaktu datang, masih pasang surut, ombak masih memecah dikejauhan sehingga ombaknya tidak terlalu besar. Pas pulang dari Pantai Tiga Warna, kami mempir kembali di pantai ini, air pasang, ombaknya besar di area karang, tapi tidak terlau besai di area pantai.

Pantai Watu Pecah
Pantai Watu Pecah
Pantai Watu Pecah
Pantai Watu Pecah di sore hari
Di sisi kiri pantai terdapat bukit karang yang bisa dijadikan spot foto. Dan sesuai namanya, Batu Pecah, dimana terdapat batu karang besar berserakan di sini yang bis dijadikan objek foto. Dengan pasir nya yang putih, cocok dijadikan sebagai pantai privat bersama teman dan keluarga karena sepinya. Atau bisa juga buat solo traveler yang mencari kedamaian dan inpirasi.
Pantai Watu Pecah
Pantai Tiga Warna
Dari Pantai Watu Pecah, beberapa puluh meter kemudian kami menemukan pertigaan, yang merupakan pertemuan jalan pintas dari Pantai Gatra. Selanjutnya menempuh jalan setapak yang kiri kanannya terdapat kebun. Jarak tempuh sekitar 300m hingga ke Tiga Warna.
Melewati toilet umum dan tempat bilas, kita sudah mendekati Pantai Tiga Warna. Pantai terakhir di kawasan konservasi ini. Melewati warung dan pepohonan rindang di pinggir pantai menandakan akhir perjalanan di kawasan ini. Akhirnya sampai di pantai yang menjadi ikon pantai di Malang ini, sekaligus mengobati rasa ingin tahu akan pantai ini.
Karena sampai di pantai ini masih pagi, selain pengunjungnya masih sepi juga sinar matahari belum terlalu kuat sehingga gradasi warna putih, hijau dan biru dari air lautnya benar-benar jelas terlihat. Gradasi warna-warna inilah sehingga pantai ini di sebut Pantai 3 Warna.

Gradasi warna di Pantai Tiga Warna
Gradasi warna di Pantai Tiga Warna

Nah berhubung Kusti ketinggalan pesawat hari ini dan baru ke sini besok nya. Saya dan Revan kembali lagi ke Pantai ini besok sorenya, alhasil gradasi 3 warna pantai ini tidak terlihat karena sudah sore.

Pantai Tiga Warna di sore hari

Di pantai ini tersedia banana boat (kami tidak naik banana boat ini), penyewaan peralatan snorkeling dengan biaya Rp. 25.000, dan disini diwajibkan memakai life vest kalau ingin berenang. Mungkin karena masalah biaya, jumlah pengunjung yang berenang jauh lebih sedikit di banding di Pantai Gatra dimana di Pantai Gatra bebas berenang (karena dangkal).
Kewajiban memakai life vest ini wajar saja, karena tidak jauh dari pantai sudah laut dalam yang berwarna biru. Pantai ini adalah pantai yang jaraknya terdekat dengan Pulau Sempu sehingga pantai ini berombak paling tenang dibanding pantai-pantai sebelumnya. Dengan pantai nya yang bepasir putih dan lembut, menjadikan pantai ini impian traveler khususnya pecinta pantai dan laut.
Untuk mendapatkan foto yang ciamik cobalah menaiki sisi tebing sebelah kiri. Dari tebing karang ini kita bisa mendapatkan view keseluruhan Pantai 3 Warna dan foto berlatar belakang laut biru dan Pulau Sempu serta kapal nelayan yang hilir mudik.

Pantai Tiga Warna dari bukit karang
Pantai Tiga Warna dari bukit karang
Pantai Tiga Warna dari bukit karang
Pantai Tiga Warna dari bukit karang
Edi dan Pantai Tiga Warna
Hanya saja buat kalian yang mempunyai budget pas-pasan, harga kelapa muda dan mie instan di sini lumayan mahal dibanding belanja di luar. Jadi sebaiknya bawa makanan dan minuman dari luar. Tapi ngat tetap selalu menjaga kebersihan.
Pulau Sempu
Kalau melihat foto-foto yang beredari di internet mengenai keindahan Pulau Sempu dengan Segara Anak-nya tentulah siapa saja ingin mengunjungi pulau ini. Tapi tahukah kalian bahwa siapapun yang memasuki pulau ini adalah ilegal kecuali buat penelitian. Semuanya sudah ada undang-undang yang mengaturnya untuk larangan ini yaitu UU No. 5 tahun 1990, Permen No. 28 Tahun 2011 dan Surat edaran Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam jawa Timur No. SE.02/k.2/BIDTEK.2/KSA/9/2017. Jadi kalau kalian benar-benar seorang traveler, jangan menginjakkan kaki di Pulau Sempu.
Jadi, kami bertiga sepakai hanya menikmati Pulau Sempu dari kejauhan. Dan memutuskan menyewa kapal Rp. 250.000 untuk berkeliling. Loket penyewaan kapal ada di Pantai Tiga Warna dimana kita harus register terlebih dahulu. Tidak jauh dari pantai ini ada dermaga kecil yang mana ada banyak kapal nelayan bersandar. Dermaga ini berada di teluk kecil yang terlindung seingga membentuk seperti laguna.

Menaiki kapal untuk keliling Pulau Sempu
Setelah menaiki kapal, kami diwajibkan menggunakan life vest/jaket keselamatan. Setelah semua selesai memakai jaket barulah kapal berangkat. Kapal meluncur memasuki selat antara Pulau Sempu dan Kawasan CMC. Terlihat pantai-pantai berpasir putih di Pulau Sempu dan pantai-pantai sepanjang kawasan CMC.
Memasuki area berarus dan berombak yang lumayan besar, kami mendekati pulau-pulau karang yang terlihat dari sepanjang pantai kawasan CMC. Terlihat nelayan dengan perahu kecil menangkap ikan di sekitar pulau ini, sekilas terlihat menyeramkan hahahaha. Sangat beruntung kami bisa mendekati pulau-pulau ini yang tadinya hanya bisa dilihat dari kejauhan.

Keliling Pulau Sempu
Ombak menerjang pantai
View sekitar Pulau Sempu
View sekitar Pulau Sempu

Melewati pulau-pulau karang yang menjulang ini selanjutnya kami mendekati pulau yang berbentuk karang bolong. Karena ombaknya besar menghempas pantai Pulau Sempu, kami berada jauh dari pulau ini. Menurut info dari guide kami, kalau ombaknya tenang, kapal bisa melewati celah tersebut, juga banana boat bisa melintas. Walau tidak bisa melewati celah karang tersebut tapi saya sudah takjub melihat keunikan karang tersebut, sangat jarang sekali menemukannya.

Pulau-pulau sekitar Pulau Sempu
Pulau-pulau sekitar Pulau Sempu
Pulau-pulau sekitar Pulau Sempu
Pulau-pulau sekitar Pulau Sempu

Kembali ke dermaga, kapal pun berputar arah meninggalkan pulau-pulau nan eksotis ini. Mata sayapun tak lepas mengintip ke balik celah karang bolong, bertanya-tanya ada apa di sana.

Mendekati selat sempit antara Pulau Sempu dengan Pantai Tiga Warna, terlihat pantai-pantai sepanjang Pulau Sempu yang berwarna putih dengan air laut berwarna hijau tosca. 

Keliling Pulau Sempu
Keliling Pulau Sempu
Pantai sepanjang Pulau Sempu
Pantai sepanjang Pulau Sempu
Pantai sepanjang Pulau Sempu

Mendekati area Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sendang Biru, terlihat kapal-kapal nelayan bersandar di pantai-pantai dan di tengah laut. Hanya saja, sayang sekali semakin mendekati TPI, terlihat sampah-sampah plastik mengambang di laut, dan sampah-sampah inilah yang terbawa arus dan terdampar di pantai-pantai sepannjang kawasan CMC. Dan sampah-sampah ini harus rutin dibersihkan petugas jika sampai ke pantai-pantai CMC. Walaupun pengelolaan kawasan CMC sudah profesional dan berwawasan lingkungan tetap saja harus didukung oleh masyarakat sekitar area terutama yang menempati wilayah desa Sendang Biru. Mudah-mudahan akan ada perbaikan ke depannya.

Rumah Apung
Kapal-kapal di Pantai Sendang Biru
Kapal-kapal di Pantai Sendang Biru

Baca juga link terkait: