Jelajah Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark Bagian 10: Curug Luhur

Hari ketiga trip kali ini, dari Ujung Genteng saya dan Revan meninggalkan Ujung Genteng jam 7 pagi. Tujuan kali ini kembali berkunjung ke Ciletuh, searah jalan pulang. Tapi sebelumnya kami mampir dulu di Curug Luhur …

Hari ketiga trip kali ini, dari Ujung Genteng saya dan Revan meninggalkan Ujung Genteng jam 7 pagi. Tujuan kali ini kembali berkunjung ke Ciletuh, searah jalan pulang. Tapi sebelumnya kami mampir dulu di Curug Luhur yang berada di jalan raya Surade-Ujung Genteng. Kami pilih lokasi ini karena searah jalan pulang atau jalan yang kami ambil sewaktu ke Ujung Genteng.

Jarak dari Ujung Genteng ke Curug Luhur hanya sekitar 9km atau kurang dari 30 menit menggunakan motor. Tidak petunjuk arah untuk menuju curug ini kami hanya mengandalkan Maps. Kondisi jalan raya ini sangat sepi selain ini adalah jalan alternatif (bukan jalan utama) menuju Ujung Genteng, juga karena hari itu hari senen.
Sampai di satu persimpangan jalan desa (lihat dari Maps) kami bertanya ke penduduk setempat apakah itu jalan masuk menuju Curug Luhur, ternyata tebakan kami benar. Masih sekitar 1km lagi menuju curug dari jalan raya. Karena belum sarapan, kami sarapan di warung dekat pertigaan menu nasi di sini adalah nasi beras merah dan ikan mas. Berbeda dengan nasi merah yang pernah saya coba, nasi merah di sini sangat enak, mirip ketan dan kamipun nambah buat di bungkus (yang nantinya kami makan di malam hari di Ciletuh). Menurut si ibu yang jaga warung, jalur ke Ujung Genteng ini meskipun lebih dekat dan jalannya lebih bagus tapi sepi. Menurut saya, banyakan wisatawan melewati jalur Curug Cikaso karena jalur ini bisa mampir ke Curug Cikaso dan Curug Cigangsa. Selain itu banyak juga wisatawan berangkat malam sehingga spot ini terabaikan.

Belok ke kanan ke arah Curug Luhur
Menikmati sarapn pagi

Melanjutkan perjalanan, memasuki jalan desa ke dalam cuman berjarak 1 kk dengan kondisi jalan berbatu. Sampai di pertigaan, lurus ke arah Curug Luhur dan Curug Nyungsep sementara ke kanan ke Curug Badak dan Curug Kancah. Kami mengambil lurus, melewati beberapa rumah, kemudian melewati kebun dan selanjutnya persawahan dan parkir di ujung jalan yang ada saung nya. Tidak terlihat seorangpun terlihat di area ini hingga kami parkir di dekat saung. 

Pertigaan ambil lurus
Memasuki area persawahan
Sampai di saung yang tidak ada penjaganya
Dari saung di atas ketinggian kita bisa melihat jauh ke horison, terlihat perbukitan dan sawah membentang. Terdengar riak air sungai jauh di lembah sana.  Terasa sepi di tengah hamparan hijau. Untuk ke Curug Luhur kami harus turun ke bawah melewati tangga semen yang cukup curam. Melewati jalan yang dinaungi pepohonan dan rumpun bambu, terlihat goa-goa kecil di tebing bukit sebelah kanan. Di sebelah kiri adalah hamparan persawahan.

Pemandangan hijau membentang
Menuruni bukit ke arah Curug Luhur
Sampai di bawah terlihat Curug Luhur yang yang cukup tersembunyi di sisi kanan. Terlihat air terjun dengan debit yang sangat besar agak tertutup pepohonan besar. Saking besarnya debit curug ini, area di sekitar curug dipenuhi oleh tampias. Berada di sisi kanan di samping curug terdapat bebatuan besar yang sangat licin dimana kita bisa menikmati curug ini dari dekat, hanya saja kita harus siap-siap berbasahan terkena tampias. Karena masih pagi, kami tidak bisa mengambil foto curug ini dengan jelas karena backlight.

Di samping Curug Luhur
Di samping Curug Luhur

Untuk mendapatkan foto curug dari depan pastilah kita harus berada searah dengan curug, hanya saja karena debitnya yang tinggi kami tidak bisa menyeberang ataupun berada di atas bebatuan yang ada searah dengan curug. Dan untuk ke sungai tidak terlihat jalan turun yang membuktkan curug ini kurangmendapat perhatian. Seperti plang di depan, sebenarnya di aliran bawah curug ini terdapat Curug Nyungsang tapi kami tidak melihat ada jalan ke arah aliran bawah, hanya terlihat semak-semak sepanjang aliran bawah yang berbatasan dengan persawahan. 

Curug Luhur dilihat dari atas
Curug Nyungsang di aliran bawah Curug Luhur
Curug Badak dari atas

Akhirnya kami memutuskan kembali ke saung atas dan melihat kondisi curug ini melalui drone. Begitu menerbangkan drone dan mendekati area curug dan menyusuri aliran sungai, terlihat curug bagian bawah yang terlihat bertingkat selebar sungai, tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan Curug Luhur. Selanjutnya ke aliran atas, terlihat Curug Badak di kejauhan yang berada dipinggir jalan. Juga terlihat ada curug tersembunyi yang lumayan tinggi yang tersembunyi diantara pepohonan di tebing sebelah kanan.

Setelah memainkan drone, kami menuju Curug Badak dan ingin menyaksikan lebih dekat. Kondisi jalan yang berbatu, terlihat jalan berkelak-kelok membelah persawahan dan hilang di balik perbukitan. Terlihat beberapa orang bapak sedang memperbaiki jalan seadanya tak jauh dari jembatan.
Jembatan yang membelah aliran sungai sekaligus membendung aliran sungai (tidak terbayang sekiranya hujan lebat dan air nya berlimpah). Air sungai melewati jembatan melewati lorong dang jatuh melewati batu cadas dan membentuk Curug Badak. Menurut saya jembatan ini seharusnya berada di atas aliran sungai bukannya berada di aliran sungai… hmmmm. Karena tidak ada jalan turun ke bawah, jadi kami hanya bisa menikmati curug ini dari atas. Sayang airnya berwarna kecoklatan, mungkin karena hujan dan juga melewati persawahan. 

Curug Badak
Curug Badak
Curug Badak

Mendung dan mulai turun hujan rintik-rintik ketika kami meninggalkan lokasi Curug Badak. Selanjutnya kami meneruskan perjalanan menuju Ciletuh dalam kondisi hujan….

Info:
Nama : Curug Luhur dan Curug Badak
Lokasi : Jalan Raya Surade-Ujung Genteng-Desa Mekarsari, Ciracap, Sukabumi-Jawa Barat
Biaya : gratis

Baca juga link terkait:
– Curug Sodong, Curug Ngelay, Curug Ciateul, Curug Cikanteh, Curug Cikawung dan Pantai Palangpang 
– Curug Nangsi, Curug Cikupa dan Curug Cibenda-Waluran
– Pantai Tenda Biru, Pantai Cibuaya dan Pantai Pangumbahan-Ujung Genteng
– Pantai Pasir Putih-Ujung Genteng