Desa Wisata Ciasihan Bagian 6: Curug Kembar dan Curug Walet

Curug Geblug Dari Curug Geblug, kami melanjutkan perjalanan ke Curug Kembar. Susur sungai hingga mencapai Curug Ketjeh 1 ada dua pilihan. Naik lagi menyusuri trek awal hingga pertigaan kemudian turun lagi ke Curug Kembar atau …

Curug Geblug
Dari Curug Geblug, kami melanjutkan perjalanan ke Curug Kembar. Susur sungai hingga mencapai Curug Ketjeh 1 ada dua pilihan. Naik lagi menyusuri trek awal hingga pertigaan kemudian turun lagi ke Curug Kembar atau susur sungai. Kami memilih susur sungai karena treknya lebih pendek.

Kurang dari 200m susur sungai kemudian kami sampai ke sebuah leuwi yang airnya dalam dan tenang. Untuk melewatinya kita harus berenang, tapi di sisi tebing sebelah kiri ada jalan setapak setapak dan harus memanjatnya. Sampai di atas kita akan bertemu area landai, jadi bisa jalan santai tapi ingat di bagian kiri adalah tebing dimana dibawahnya adalah sungai dari aliran Curug Geblug.
Ketemu leuwi yang cantik
Jalur ke atas di sisi leuwi

Sampai di Curug Kembar, terlihat area sekitarnya sudah dirapihkan dan terlihat juga akses baru dari Gunung Bunder menuju Curug Geblug. Curug Kembar ini mengalir jatuh dari tebing bukit yang ada di seberang. Terdapat 2 curug sehingga disebut Curug Kembar. Meskipun tinggi tapi sayang debit airnya tidak terllau besar. Berbeda dengan foto yang diperlihatkan oleh guide kami ketika debit airnya besar. 

Curug Kembar
Curug Kembar


Curug Kembar
Sungai yang mengalir di area curug sangat unik, di kelilingi oleh tebing dan membentuk lembah/ngarai. Untuk turun ke bawahnya, kami mengambil sisi kanan. Hati-hati karena kalau terpelesat bisa fatal karena di bawah banyak bebatuan. Melewati sedikit leuwi yang lumayan dalam, kami sampai di tengah ngarai mini. Di sini kita bisa perosotan di bebatuannya dan dibantu oleh arus yang lumayan deras. Juga ada kolam-kolam yang bisa dipakai untuk berenang dan bermain air. 

Berenang di aliran sungai
Curug Kembar
Curug Kembar
Curug Kembar
Berenang di aliran sungai

Berbeda dengan air sungai yang sudah mengandung sulfur, air yang jatuh dari Curug Kembar terasa sangat dingin dan bisa diminum.

Di bawah Curug Kembar
Ngarai mini
Ngarai mini
Ngarai mini

Di aliran bawah terdapat pohon besar yang sudah roboh. Akibat arus air yang melewatinya, terbentuk semacam seluncuran, dimana air sungai mengalir melewati batang pohon tersebut. Unik… !!!. Hati-hati buat yang tidak bisa berenang karena kolam di bawah pohon ini sangat dalam.

Seluncuran di batang pohon
Seluncuran di batang pohon
Sudah jam 2.30, kamipun harus melanjutkan perjalanan karena kalau sudah main air pasti jadi lupa waktu. Trek balik, kami menyusuri sungai lagi. Menuju ke arah hulu sekitar 100-meter bertemu denga curug yang lumayan besar melewati bebatuan besar. Kami menyebutnya Curug Ketjeh 2 hahahaha. Dari curug ini kami naik bukit, melewati setapak dengan sesekali menebas semak karena menghalangi jalan.
Curug Ketjeh 2
Curug Ketjeh 2

Sepanjang jalan pulang, kami mapir di mata air untuk sekedar melepas dahaga, dan lagi-lagi, makan tebu telor untuk mengganjal perut.

Trek pulang dari Curug Kembar
Trek pulang dari Curug Kembar
Trek pulang dari Curug Kembar
Trek pulang dari Curug Kembar
Menikmati air dari alam
Menikmati air dari alam
Tebu Telor

Curug Walet

Singkat cerita kami sampai di gerbang Curug Walet, sudah sore, hampir jam 4. Karena sudah sampai di sini tidak ada salahnya mampir sebentar supaya tidak penasaran. Sudah tidak terlihat pengunjung ataupun penjaga di loket Curug Walet. Oke, kami berempat plus Asep menuju Curug Walet.

Gerbang Curug Walet
Oh iya, tadinya saya pikir ke Curug Walet sama seperti ke Curug Kiara, karena berada persis di bawahnya. Tapi ternyata berbeda hahahaha. Setelah menuruni tangga kemudian menyusuri setapak yang berbelok di sisi tebing hingga mencapai sungai.

Trek awal menuju Curug Walet
Trek awal menuju Curug Walet
Trek awal menuju Curug Walet
Trek awal menuju Curug Walet
Di bawah kita harus melewati jembatan kayu untuk mencapai seberang. Tidak jauh dari jembatan terlihat curug kecil yang dinamakan Curug Kanteh Payung.

Menyeberangi sungai
Curug Kanteh Payung

Curug Kanteh Payung

Dari Curug Kanteh Payung kita masih harus susur sungai sekitar 15 menit. Suasana di lembah ini begitu senyap dan temaram ditambah lagi karena sudah sore.

Trek dari Curug Kanteh Payung ke Curug Geblug
Trek dari Curug Kanteh Payung ke Curug Geblug

Trek dari Curug Kanteh Payung ke Curug Geblug

Begitu sampai di Curug Walet terlihat pemandangan yang begitu menakjubkan. Terlihat air terjun yang jatuh melewati tebing-tebing dan membentuk 3 undakan. Di undakan bawah terlihat kolam yang begitu bening berwarna hijau tosca.

Curug Walet
Curug Walet
Curug Walet with Noey dan Revan
Curug Walet tingkat 3
Curug Walet tingkat 3

Untuk mencapai undakan atas, kita harus naik melewati tangga hingga mencapai undakan 2. Terdapat curug yang lebih kecil dari undakan 3. Terdapat juga kolam di bawah curug kedua ini yang tak kalah bagusnya dengan curug di bawah.

Curug Walet tingkat 2
Curug Walet tingkat 2

Untuk mencapai curug yang paling atas, kita harus memanjat bebatuan yang berwarna hijau karena ditumbuhi lumut. Begitu sampai atas, terlihatlah curug utama yang sangat menakjubkan. Meski mempunyai tinggi yang tak lebih dari 10 meter, tapi curug ini istimewa karena berada di ketinggian dengan air yang sangat jernih dan dihiasi bebatuan berlumut hijau, laksana lukisan alam.

2 kolam yang terlihat dari atas
Curug Walet tingkat 1
Curug Walet tingkat 1
Curug Walet tingkat 1

Kalau masih pagi atau siang ingin rasanya berenang di curug ini, tapi jam sudah menujukkan hampir jam  5 sore, dan kami harus segera kembali.

Sampai di rumah Asep sudah Magrib, ganti pakaian, dan sholat. Di sini kita bisa pesan makan dan minum juga. Jam 6.30 kami meninggalkan kampung Riana, menembus dinginnya malam.

Bonus sunset
Baca juga:

– Curug Batu Ampar, Curug Batu Susun dan Curug Bidadari

– Curug Kiara
– Curug Cikuluwung Herang dan Curug Emas
– Curug Saderi, Curug Batu Sirep/Curug Batu Alam, Curug Kembar/Curug Tebing dan Curug Hordeng
– Curug Saderi dan Curug Cimanglid
– Curug Cikawah dan Curug Gleweran