|
Seniman Teguh Ostenrik: Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut |
Budidaya Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut
Terumbu karang mati perairan tropis di lepas Pantai Senggigi, Lombok, akan diberikan ‘kehidupan’ baru lewat tangan seniman Teguh Ostenrik.
Pada 23 Mei di Lombok, Teguh akan memamerkan hasil karyanya berupa patung logam dengan proses ilmiah revolusioner, yang mengubah mineral dalam air laut menjadi Biorock.
Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Asosiasi Hotel Lombok bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan, dengan dukungan dari Gili Eco Trust berbasis di Indonesia.
Proyek instalasi seni ini dideskripsikan sebagai sebuah “galeri seni bawah laut” yang pada akhirnya akan menambah panjang Pantai Senggigi, Lombo, salah satu destinasi wisata di daerah tersebut.
Sang seniman sendiri menyebut instalasi itu sebagai taman terumbu karang “Art-e-fish-al”, sebuah dasar laut yang lembut di mana para pengunjung bisa menyelam atau melakukan snorkeling di antara kehidupan bawah laut.
“Saya menyelam di terumbu karang ini selama bertahun-tahun. Namun setelah beberapa tahun di Eropa dan saya datang kembali, saya merasa sedih melihat terumbu karang itu sudah tak bernyawa. Proyek ini memungkinkan saya untuk merevitalisasinya dan melakukannya melalui seni saya,” ujar Teguh berbicara tentang inspirasinya, dalam rilis kepada Kabar24, Jumat (2/5/2014).
Dengan menggunakan baja yang didapatkannya dari berbagai sumber di sekitar Lombok, Teguh menciptakan patung setinggi dua meter yang kemudian terhubungkan dengan arus listrik bertegangan rendah yang dihasilkan dari panel surya mengambang.
“Hal ini menyebabkan mineral dalam air membentuk dan menempel pada patung,” kata Delphine Robbe, spesialis restorasi terumbu karang dari Gili Eco Trust, konsultasn untuk proyek tersebut.
“Fragmen karang hidup kemudian dipindahkan dari terumbu lain, dan karena Biorock sangat mirip dengan bahan terumbu karang alami, taman baru akan tubuh,” jelasnya.
Dia juga menambahkan, arus listrik itulah yang akan menarik kehidupan bawah laut. Terumbu karang buatan yang terbuat dari pesawat atau kapal, seperti yang dibuat di Terumbu Karang Meksiko Mesoamerika, hanya menarik bagi spons dan ganggang.
“Terumbu artifisial itu terbukti sebagai sebuah kekecewaan. Sementara arus listrik yang dialirkan Biorock benar-benar aman, baik bagi perenang maupun kehidupan laut,” ujarnya lagi.
Delphine mengatakan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terumbu karang tertinggi di dunia dan hanya enam persen masih dalam keadaan murni.
“Alasannya banyak, mulai dari penangkapan ikan dengan dinamit hingga pemanasan global,” kata Delphine.
Teguh, seniman kelahiran 1950 ini, akan memposisikan karya seninya di lepas pantai dari restoran de Quake, terletak sepanjang Pantai Senggigi.
Agar proyek ini tumbuh sebagaimana mestinya dan mempertahankan estetikanya, Teguh mencari kurator yang memenuhi syarat untuk membantu menentukan potongan yang dapat melengkapi taman itu.
Proyek restorasi terumbu Biorock ini juga sudah dikenal di seluruh dunia, dari Kepulauan Karibia hingga Samudera Hindia, dari Panama, Papua Nugini, Thailand, hingga kini ke Indonesia.
Dua proyek terbesar berada di Indonesia, yakni di Pemuteran dengan Karang Lestari dan Kepulauan Gili dengan Gili Eco Trust.
Foto2 berikut merupakan kegiatan Seniman Teguh Ostenrik dalam Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut : ***
|
Artificial Reef Park Lombok. |
*** ingin tahu lebih banyak tentang kegiatan Seniman Teguh Ostenrik dalam Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut, kunjungi fanpage facebooknya Teguh Osentrik – Visual Artist