2 malam di Nusa Lembongan, saatnya untuk menyeberang ke Pulau Bali. Belajar dari pengalaman sewaktu berangkat, kali ini saya mencoba membeli tiket fastboat secara online. Dari salah satu agen saya dapat tiket seharga Rp.90.000 (jauh lebih murah dibanding berangkat seharga Rp. 200.000), dengan menggunakan fastboat Sri Rejeki. Pemberangkatan jam 11.15, dan pagi-pagi kami sudah sampai di loket keberangkatan dan sekalian mengembalikan motor sewaan. Dan ternyata untuk pembelian di loket, untuk wisatawan lokal hanya Rp. 75.000 !!!.
Makan pagi seharga Rp. 6.000 saja..!! |
Melanjutkan perjalanan, kami sampai di GWK sekitar jam 7.30. masuk ke parkir motor, dengan tiket Rp. 5.000/motor, kemudian jalan kaki sekitar 50m ke arah loket. Di area ini kita banyak menemukan petugas yang berpakaian seragam yang ramah menyambut tamu dan melayani pertanyaan-pertanyaan dari pengunjung. Loket untuk wisatawan lokal Rp. 120.000/orang dan kita mendapatkan welcome drink yang diambil di salah satu cafe/resto di sana (Teras Bali), tapi berhubung kegedean rasa malu cuman buat ambil welcome drink di resto akhirnya gak jadi kami ambil hahahha. di taman depan loket terdapat taman yang ada 3 Patung seolah-olah mengucapkan selamat datang, dan tidak ada salahnya berfoto dulu di sini …
Patung selamat datang |
Dari loket kita ke spot Garuda dan garuda Wisnu Kencana kita akan berjalan menyusuri Street Theatre dimana di jalan ini terdapa toko-toko souvenir dan makanan. Kira-kira 100m kita akan bertemu dengan gerbang masuk dan terlebih dahulu melewati gerbang dengan patuh garuda yang kecil dan dihiasi dengan air mancur dan di sisi kiri terdapat dinding besar yang dihiasi mural seperti seorang dewa yang sedang berburu kijang.
Area masuk |
Area masuk |
Mendekati pilar-pilar batu kapur, di sela-selanya kita bisa melihat dari jauh Patung Garuda Wisnu Kencana yang menjulang tinggi. Pilar-pilar ini sepertinya bisa digunakan untuk panjat tali/rappelling karena ada tulisan ‘rapelling’ di salah satu pilar.
Patung GWK dilihat diantara pilar-pilar batu kapur |
Berjalan menuruni tangga kitapun sampai di area terluas di GWK ini yang konon sampai 4.000m2, area ini disebut dengan Lotus Pond. Dengan pilar-pilar batu kapus di sekelilingnya, menjadikan area ini sangat eksotis. Area ini bisa dijadikan tempat melakukan kegiatan yang memuat banyak tamu seperti gathering.
Lotus Pond |
Lotus Pond |
Di Lotus Pond ini, yang menjadi pusat perhatian adalah Plaza Garuda yang berada di area sebelah kiri. Untuk ke area ini kita harus menaiki tangga, dan dari atas kita bisa menyaksikan Lotus Pond yang luas dan Patung Garuda Wisnu kencana di kejauhan. Patung ini mempunyai ketinggian sekitar 18m, berwarna kecoklatan karena terbuat dari tembaga. Menurut petugas yang berjaga, patung ini bukan tembaga solid melainkan hanya di bagian luar. Patung ini diukir begitu detil sehingga bagian luar nya menyerupai kulit burung dengan bulu-bulunya. Di depan Patung Garuda ini terdapat replika sarang burung dari kayu yang dilengkapi dengan telur burung garuda berjumlah 3 buah.
Plaza Garuda |
Plaza Garauda |
Selanjutnya menuju Patung Garuda Wisnu Kencana yaitu patung Dewa Wisnu yang sedang mengendarai burung tunggangannya yaitu burung Garuda. Beberapa puluh meter sebelum ke patung ini kita akan menemukan Food hall berupa mobil-mobil VW yang dijadikan booth. Di sini dijual aneka makanan dan minuman yang beda antar booth.
Combi Booth |
Dari food hall cukup memutar sedikit kita sudah bisa menyaksikan Patung Garuda Wisnu Kencana yang menjadi landmark Bali ini. Berada di ketinggian 263m di atas permukaan laut dan patungnya mempunyai ketinggian sekitar 121m (tinggi patung 75m dan pedestal 46m) menjadikan patung ini lebih tinggi dibanding Patung Liberty (93m) di Amerika sana. Patung ini di design oleh Nyoman Nuarta. Mempunyai berat kulit patung 600-ton dan terbuat dari campuran tembaga dan kuningan. Patung ini berwarna kehijauan (warna tembaga?) dan sangat kontras dengan warna langit biru dan awan putih yang berarak.
Patung GWK dari kejauhan |
Di depan plaza terdapat 2 air mancur dan di lokasi ini disediakan spot foto buat pengunjung. Memasuki ruangan plaza, terdapat foto-foto Taman Budaya ini juga ada foto Bpk. Presiden Soeharto ketika menerima rombongan membahas pembangunan taman ini. Terlihat juga foto-foto proses pembangunan dan denah/sketch lokasi ini yang terlihat sedikit berbeda dengan aktual. Di jam-jam tertentu ada jadwal tur buat pengunjung yang ingin naik ke atas melihat panorama dengan biaya Rp. 200.000/orang tapi kami tidak mengikuti tur ini.
Di depan Patung GWK |
Di depan Patung GWK |
Patung GWK close-up |
Dari Patung Garuda Wisnu Kencana kami tadinya berencana ke Teras Bali buat mengambil soft drink tapi batal dan melanjutkan ke Amphitheater yang mementaskan tari tradisonal Bali. Untuk melihat tari-tarian ini ada waktu-waktu tertentu yang bisa di baca di pintu masuk. Untuk melihat acara ini tidak dipungut lagi biaya masuk alias gratis. Kebetulan kami datang sudah di akhir-akhir pementasan jadi hanya sebentar. Di akhir pementasan, pengunjung diberi kesempatan untuk berfoto dengan para penari. Dan buat pengunjung yang berbaik hati bisa memberi tips kepada para penari.
Menyaksikan pementasan tari Bali |
Berfoto dengan penari |
Dari GWK, masih di sekitar Ungasan-Kuta Selatan kami melanjutkan mengunjungi pantai-pantai terdekat
Baca juga linki terkait:
– Air Terjun Goa Giri Campuhan (GGC)
– Tukad Cepung
– Desa Panglipuran
– (Air Terjun) Goa Rang Reng dan Air Terjun Kanto Lampo
– Air Terjun Tibumana dan Air Terjun Pengibul
– Air Terjun Tegenungan
– Pura Luhur Tanah Lot, Pura Karang Bolong dan Kecak Fire Dance
– Green Bowl dan Pantai Melasti