8 Cara Mengendalikan Emosi Pada Anak
Perkara mengendalikan emosi memang bukan perkara yang mudah bagi si kecil, bahkan untuk orang dewasa sekalipun. Tapi hal tersebut bukan berarti emosi pada anak tidak bisa ditangani. Seorang anak hanya perlu mengetahui bagaimana cara menyalurkan amarahnya dengan cara yang sehat dan aman. Hal ini bertujuan untuk mengajarkan anak agar mengidentifikasi tanda-tanda kemarahan dan menemukan cara yang tenang serta produktif sebelum melakukan tindakan.
Jika mereka mampu mengendalikan emosi dengan cara yang baik, maka kebiasaan itu akan membantu anak menghindari ledakan – ledakan amarah yang bisa menyakiti si kecil dan orang di sekitarnya. Nah berikut merupakan beberapa cara yang bisa membantu anak untuk mengelola kemarahan mereka dengan cara yang lebih baik:
1. Ajarkan Cara Menenangkan Diri
Istirahat merupakan cara paling membantu untuk meredakan amarah seseorang. Jika si kecil sedang marah, jangan bereaksi atau menegurnya. Hal tersebut malah dapat memicu kemarahannya.
Beri mereka waktu sejenak agar ia merasa lebih tenang. Bawalah anak masuk ke kamarnya dengan suhu udara yang dingin agar ia memperoleh ketenangan. Pergi ke tempat yang sejuk dan tenang, jauh dari apa yang menyebabkan kemarahan, juga dapat membantu anak untuk tenang.
Namun, jika si kecil justru agresif dan cenderung bersikap kasar, hentikan mereka segera. Buatlah ia duduk terdiam selama satu atau dua menit untuk ‘mendinginkan’ pikiran mereka.
Selain itu ajarlah latihan pernapasan dan melakukan sejumlah gerakan yoga agar mereka dapat tenang sebelum kemarahan yang mengendalikan diri nya. Berjalan-jalan di luar rumah dan menghabiskan waktu sendirian juga dapat membantu nya merelaksasikan perasaan dan pikiran mereka.
2. Belajar Mengungkapkan Perasaan
Jangan biasakan anak meluapkan amarah tanpa alasan yang jelas. Biasanya anak-anak cenderung berteriak, menjerit, memukul, menendang, dan melempar benda saat mereka marah karena mereka tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan kemarahannya secara verbal.
mengajarkan mereka mengatakan kata emosi yang berbeda dan cukup baik untuk memberi tahu Anda bagaimana perasaan mereka yang sebenarnya. Beberapa kata yang bisa digunakan untuk mengungkapkan perasaan diantaranya: ‘marah’, ‘bahagia’, ‘takut’, ‘geram’, ‘gugup’, ‘cemas’, ‘jengkel’, dan ‘kesal’.
Ketika mengajari anak, dorong mereka untuk menggunakan kata-kata tersebut ke dalam sebuah kalimat, seperti “Saya sangat marah sekarang!” Atau “Saya marah padamu” atau “Dia mengganggu saya.” Tak perlu khawatir, karena berbicara selalu merupakan cara yang lebih baik untuk mengekspresikan amarah daripada menendang, meninju, menggigit, melempar, dan menghancurkan barang.
3. Berikan Pujian
Amarah berlebihan bisa diredam dengan sikap yang luhur. Kita dapat membiasakannya dengan memberi pujian di saat anak melakukan hal baik. Jadi ketika mereka berperilaku baik, puji dan hargai usaha mereka, namun jangan dengan cara yang berlebihan.
Berilah pujian dengan takaran yang sewajarnya. Mengingat bahwa pujian secara berlebihan pun bisa berdampak buruk bagi anak. Tidak menutup kemungkinan, jika mereka nantinya hanya akan mengharapkan penghargaan dan mungkin suatu ketika mereka akan mengalami kesulitan dalam menangani kritik dari orang lain. Sama halnya dengan pentingnya memuji perilaku yang baik, maka mengingatkan perilaku yang salah pada mereka dengan cara yang halus, serta membantu mereka untuk memperbaikinya.
4. Jangan Biasakan Memendam Amarah
Ketika emosi muncul dan naik, maka adrenalin akan terpompa dan detak jantung akan meningkat cepat. Saat tingkat adrenalin meningkat, kita merasa lebih energik dan kuat serta cenderung berbicara lebih keras. Perubahan dalam tubuh ini meningkatkan risiko agresi dan kekerasan. Untuk mencegah hal ini terjadi, penting bagi orang tua untuk mengalihkan semua adrenalin tersebut kepada sesuatu yang lebih produktif dan tidak terlalu berbahaya.
Memukul tas, meneriakkan bantal, atau hanya terlibat dalam aktivitas fisik seperti berlari, berenang, atau bermain olahraga merupakan beberapa kegiatan pengelolaan kemarahan yang paling efektif untuk anak-anak.
5. Berempati Pada Anak Anda
Tanpa rasa empati, kita akan kesulitan untuk mencari cara untuk mengelola amarah dari seorang anak. Bujuk mereka untuk membicarakan sesuatu yang memancing kemarahannya. Bantu mereka mengenali perasaannya apakah mereka marah, frustrasi, atau hanya kesal pada sesuatu saja.
Bila Anda ‘berempati’, Anda akan mampu memahami perasaan tanpa menghakimi mereka. Saat Anda terbuka untuk mendengarkan, anak akan merasa lebih tenang.
6. Tetapkan Contoh yang Baik bagi Anak
Perilaku seorang anak berkaca dari orang tuanya. Baik buruknya perilaku anak bergantung pada bagaimana orang tua mendidik mereka. Apakah anak Anda melihat banyak percakapan dan teriakan yang penuh amarah di rumah? Jika iya, maka cara yang bisa dilakukan agar anak mampu mengekspresikan kemarahan dengan cara yang aman dan tepat dengan memberi contoh yang baik.
Jadilah orang tua yang dapat dijadikan panutan. Bila Anda melakukannya, anak-anak Anda akan meniru Anda dan mencoba mengatasi kemarahan mereka tanpa bersikap agresif atau melakukan kekerasan.
7. Terapkan Batasan
Anak Anda boleh saja marah, sejauh tidak sampai melampaui batas. Apa saja batasan yang tidak boleh dilampaui?
Kadar toleransi orang tua akan mencapai batasnya ketika kemarahan anak sudah sampai merusak fisik dan mengumpat. Beberapa di antaranya seperti memukul, menendang, menggigit, mencubit, atau menggunakan kekerasan fisik.
Pastikan batasan-batasan tersebut menjadi aturan yang tidak tertulis. Pastikan Anda dan anak-anak memahami peraturan ini dan menjalankan konsekuensinya saat salah satunya ada yang melanggar.
8. Aktivitas Fisik untuk Luapkan Kemarahan
Rasa amarah pada anak bisa juga dilampiaskan melalui aktivitas fisik, sejauh aktivitas itu tidak melukai orang lain. Kita bisa menggunakan tas atau bantal sebagai medium untuk melampiaskan kemarahan anak. Aktivitas fisik juga ada batasnya. Jangan mengizinkan mereka untuk menerapkan gerakan memukul yang akan membiasakan tindak kekerasan pada anak.
Anda juga bisa mengajarkan mereka untuk menuliskan perasaan mereka pada selembar kertas. Lalu setelah itu menyobeknya hingga menjadi potongan kertas yang berkeping-keping. Menggambar atau melukis menggunakan warna juga bisa menjadi cara yang bagus untuk menenangkan pikiran dan mengubah kemarahan anak menjadi sesuatu yang kreatif.
Untuk merangsang kreatifitas pada anak, kita juga dapat memberikan asupan gizi yang bermanfaat untuk tubuh anak. Contohnya seperti dengan memberikan susu Dancow 1+, susu Dancow 3+ dan susu Dancow 5+.