Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark adalah kawasan terpadu yang sudah diakui oleh PBB sebagai UNESCO Global Geoparks pada tanggal 17 April 2018 lalu bersama-sama dengan Gunung Rinjani. Dan ini akan menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata dunia. Sebagai mana disyaratkan maka kawasan ini mempunya biodiversity, geodiversity dan culturaldiversity. Jadi kita harus jaga ya keanekaragaman hayati, bebatuan dan budaya ini, jangan sampai kita merusaknya.
Nah kawasan ini membentang dari Pelabuhan Ratu sampai Ujung Genteng, dengan pusat/jantungnya berada di Pantai Palangpang.
Sebelum dijadikan Global Geoparks, kawasan ini sudah dipersiapkan jalan baru dari Pelabuhan Ratu via Pantai Loji, Pusat Informasi, penginapan dan nanti juga akan dibangun lapangan terbang.
Karena ada jalan baru yang mempersingkat waktu dari sekitar 3 jam menjadi 1 jam, saya dan Revan menggunakan motor berangkat dari Bogor malam hari, Rabu 9 Mei 2018 dan menginap semalam di Pelabuhan Ratu. Karena tujuan utama adalah Ciletuh, pagi sekitar jam 8 kami berangkat menuju Ciletuh.
Suasana pagi di Pelabuhan Ratu |
Suasana pagi di Pelabuhan Ratu |
1. Pantai Loji
Dari pertigaan jalan lama yang melewati perbukitan, kami mengambil ke arah Loji, arah ke kanan. Begitu memasuki jalan ini, kita benar-benar disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan. Pebukitan, sawah, ladang dan pantai selatan memanjakan mata.
Salah satu view jalan baru |
Menyusuri pantai, terlihat masih sangat alami alias belum dikelola dan dibiarkan apa adanya. Perkampungannya masih sangat sepi, terlihat hamparan sawah yang menghijau. Di Pantai Loji kami berhenti sebentar untuk mengambil foto dengan lantai pantai dengan batu-batu karangnya yang unik.
Salah satu sudut Pantai Loji |
2. Curug Larangan
Setelah menempuh sekitar 1 jam perjalanan, pas habis turunan setelah jembatan Cisaar terlihat spanduk di sebelah kiri menuju Curug Larangan. Buat traveler perjalanan malam yang langsung menuju pusat Geopark mungkin tidak akan berkunjung ke lokasi ini.
Memasuki lokasi yang hanya bisa ditempuh dengan motor (buat yang bawa mobil bisa parkir di warung depan), berjarak sekitar 1 km. Melewati jalan dengan view yang masih alami, kami sampai di perkampungan kecil dan parkir di tempat yang di sediakan. Belum ada pengunjung saat itu.
Trekking sekitar 30 menit, melewati ladang dan megikuti aliran sungai sampai lah kami di Curug Larangan. Curug ini mempunyai ketinggian sekitar 25m, curug tunggal. Curug ini jatuh dari bukit dengan kemiringan sekitar 90 derajat. Batuannya sangat unik, berwarna kehitaman. Karena langsung dari pegunungan maka air nya sangat jernih. Leuwinya sendiri berwarna hijau tosca.
Curug Larangan |
Curug Larangan |
Curug Larangan |
Curug Larangan |
Curug Larangan |
Curug Larangan |
Tidak ada alasan untuk tidak berenang di curug ini, meski masih pagi dan dingin, saya mencoba kesegaran curug ini. Semakin siang semakin banyak pengunjung yang datang. Umumnya adalah yang turing dan menempuh perjalanan jauh, mandi di sini akan memberikan kesegaran dan re-charge energi hehehe.
Segarnya Curug Larangan |
Segarnya Curug Larangan |
Segarnya Curug Larangan |
Segarnya Curug Larangan |
Nah buat kalian yang mau ke Geopark, ini adalah destinasi pertama yang wajib kaian kunjungi. Bukan hanya pemandangannya yang masih asri, tapi juga masuknya gratis, cukup bayar parkir saja Rp. 5.000.
3. Pantai Cilegok
Dari Curug Larangan kami menempuh jalan yang benar-benar menakjubkan. Sumpah… bagus banget. Menyusuri jalan baru yang berlika-liku, naik turun perbukitan dengan view laut Selatan di sisi kanan yang berwarna biru benar-benar momen yang tidak akan terlupakan. Ini tidak akan terjadi kalau kamu kesini saat perjalanan malam.
Di sebuah pantai yang terlihat tulisan sederhanan, Pantai Cilegok, kami mampir sekaligus beristirahat. Tidak ada biaya masuk ataupun biaya parkir. Meski Pantai Selatan, ombak disini tidak besar, cenderung tenang.
Asrinya Pantai Cilegok |
Asrinya Pantai Cilegok |
Asrinya Pantai Cilegok |
Asrinya Pantai Cilegok |
Air lautnya gradasi putih, hijau, biru. Terlihat beberapa pengunjung berenang di air nya yang tidak terlalu dalam. Di beberapa lokasi terlihat batu karang yang menambah cantiknya pantai ini. Jauh dari pantai terlihat bagan-bagan untuk menangkap ikan.
Asrinya Pantai Cilegok |
Jadi buat kalian yang melewati jalan baru ini, silahkan mampir di pantai yang masih asri ini.
4. Puncak Darma.
Dari Pantai Cilegok menuju Puncak Darma, kita akan melewati tanjakan tiada henti hahahha. Jadi buat mobil atau motor perhatikan kondisi kendaraan sebelum melewati jalur ini. Kalau mobil atau motor yang tidak kuat dijamin akan mundur lagi karena tanjakannya berkombinasi dengan belkan-belokan patah yang merupakan kombinasi maut buat pengendara yang tidak hati-hati atau kondisi kendaraan yang tidak memungkinkan.
Salah satu view menuju Puncak Darma |
Tapi terlepas dari itu semua, kita disuguhkan dengan pemandangan yang menakjubkan. Jujur saya belum pernah bertemu view yang menakjubkan ini selama perjalanan saya sejauh ini. Susah digambarkan, silahkan dicoba… :D.
Etiap tanjakan pasti ada akhirnya, ya kan? Nah di akhir tanjakan ini sampailah kami di Puncak Darma, yang juga pertemuan jalan baru dan jalan lama. Salah satu iconnya Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark.
Landmark Puncak Darma |
Untuk parkir motor cukup dengan tarif Rp. 2.000, untuk masuk ke spot foto cukup bayar Rp. 3.000 per orang. Dari sini terlihat Mega Amphitheater Ciletuh. Dari sini terlihat gugusan bukit yang mengelilingi bentang alam sangat luas yang disebut mega amfiteater, semacam bukit yang ambruk. Menurut penelitian, bebatuan di Ciletuh adalah bukti awal terbentuknya Pulau Jawa sekitar 60 jta tahun yang lalu. Hmmmm menarik ya….. pantesan Ciletuh ini dinobatkan Global Geopark oleh UNESCO.
Mega Amfiteater Ciletuh |
Oh ya di sini juga ditemukan Batu Catur, bebatuan yang berbentuk seperti bidak catur, mungkin akibat erosi alam jutaan tahun lalu. Hmmm menarik ya….
Batu Catur |
Link terkait:
– Curug Dogdog dan Curug Cimarinjung
– Curug Sodong, Curug Cikanteh dan Pantai Palangpang
– Curug Awang dan Curug Tengah