Asal Muasal Lafadz Azan

Asal Muasal Lafadz Azan Asal Muasal Lafadz Azan Tahukah kalian asal muasal AZAN yang dikumdangkan oleh Mu’azin setiap lima waktu tanda peringatan bahwa kala itu sedang memasuki waktu shalat. Ternyata azan ini berasal dari mimpi …

Asal Muasal Lafadz Azan
Asal Muasal Lafadz Azan

Asal Muasal Lafadz Azan

Tahukah kalian asal muasal AZAN yang dikumdangkan oleh Mu’azin setiap lima waktu tanda peringatan bahwa kala itu sedang memasuki waktu shalat. Ternyata azan ini berasal dari mimpi sahabat Rasulullah SAW.
Kalimat demi kalimat dalam azan awalnya berasal dari mimpi seorang sahabat, dan ketika mimpi itu diceritakan kepada Rasulullah SAW, Beliau menyetujuinya.

Sebab-Sebab Dikumadangkannya Azan

Allah SWT berfirman,

وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْقِلُونَ ٥٨

Artinya:
“dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.”
(QS. Al Maidah: 58).

Ayat tersebut di atas sekaligus menjadi sebab turunnya azan sebagai pertanda penggilan shalat. Disebutkan pada masa berkembangnya Islam di Madinah, penduduk setempat tersebar di seluruh kota. Kesibukan yang tinggi dikhawatirkan menjadi potensi lupa atau kelalaian untuk melaksanakan shalat pada waktunya.
Kalau initerjadi terus menerus, maka ini menjadi satu persaoalan yang cukup berat yang pertlu segera dicarikan jalan keluarnya.

Lafadz Azan

 

Sahabat Bermimpi

Kondisi ini membuat para sahabat bermusyawarah untuk menentukan cara yang paling baik yang dapat digunakan sebagai pertanda waktu shalat telah datang.
Menurut kisah, pada awalnya Rasulullah SAW menyetujui bunyi lonceng sebagai pertanda shalat, namun pada akhirnya beliau tidak menyukai karena lebih mirip pada orang-orang Nasrani.

Dijelaskan Abdullah bin Zaid, pada suatu malam ketika ia tidur, tiba-tiba bermimpi bertemu dengans eorang laki-laki yang menggunakan pakaian hijau. Laki-laki itu mengelilinginya dengan membawa lonceng di tangannya.
Abdullah bin Zaid lalu menegurnya,
“Hai hamba Allah, apakah lonceng ini akan kamu jual?” tanyanya.
“Akan kamu pergunakan untuk apa lonceng ini,” jawab laki-laki itu.

“Akan aku pakai untuk memanggil orang untuk shalat,” ujar Abdullah.
Laki-laki itu terdiam sesaat lalu memberikan saran kepada Abdullah.
“Maukah engkau aku tunjukkan cara yang lebih baik dari itu?” tanya laki-laki itu.
“Baiklah, tunjukkan kepadaku,” jawab Abdullah.
Laki-laki itu lantas mengucap azan yang diawali dengan Allahu Akbar dan diakhiri dengan Laa Ilaaha Illallah.

Rasulullah SAW Menyetujui Mimpi Sahabat itu

Setelah mengalami mimpi itu, pagi harinya Abdullah menemui Rasulullah SAW dan menyampaikan mimpi tersebut. Kemudian Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya mimpi kamu itu adalah mimpi yang benar, Insya Allah, berdirilah bersama Bilal dan sampaikanlah kepadanya apa yang kamu impikan, karena Bilal itu lebih keras suaranya daripada kamu.”

Lalu Abdullah menemui Bilal dan menyampaikan kepadanya apa yang dimimpikan itu. Kemudian Bilal pun melakukan Azan dengan kalimat-kalimat itu. Suara azan Bilal itu terdengar keras ke penjuru kota, lalu tidak alam kemudian Umar bin Khattab yang semula di rumah mendadak ke luar sambil membawa selendangnya.

Mendengar suara azan itu, Umar bin Khattab bersumpah atas nama Allah bahwa kalimat dalam azan itu juga ia mimpikan semalam.
“Demi Allah, yang telah mengutus Muhammad dengan benar. Sungguh akupun telah mimpi, persis seperti yang ia impikan,” kata Umar bin Khattab.
Lalu Rasulullah SAW mengucapkan,” Alhamdulillah.”
(HR. Abu Dawud).

Editor: alber